Potret Toleransi dari Palalangon

Mendengar nama Kabupaten Cianjur, mungkin ingatan kita langsung terpaut pada julukan Tatar Santri. Tak heran memang, mengingat kabupaten yang memiliki semboyan Gerbang Marhamah (Gerakan Masyarakat Berakhlakul karimah) ini sangat kental dengan nuansa keislaman. Namun, belum banyak yang tahu jika di Kabupaten Cianjur ada satu kampung yang di masyarakatnya sudah menanamkan toleransi sejak lama dan terbiasa hidup dalam kerukunan meski berbeda keyakinan. Kampung itu adalah Palalangon.

1998 Dalam Rekaman Pop Bawah Tanah Indonesia

Sampai saya berbincang dengan Alexandra J Wuisan akhir April lalu, saya tak pernah tahu kalau “Biara” yang dia gubah bersama Sieve adalah refleksinya pada kondisi Indonesia 1998. Sebagai salah satu fragmen ‘detik-detik jang menentukan’ dalam sejarah bangsa, momentum jatuhnya kekuasaan Orde Baru 22 tahun silam memang ditangkap dalam banyak bentuk. Tak hanya orasi dan aksi, dia juga menjelma pada komik, puisi, film, dan yang menjadi bahan tulisan ini: musik.

Kenapa Bandung Pop Darlings*?

Jujur saja, hingga hari ini saya tak menyangka kalau buku Bandung Pop Darlings akan beroleh apresiasi yang luar biasa dari berbagai kalangan. Ada yang melihatnya sebagai ajang romantisme, ada pula yang menyebutnya sebagai sebuah refleksi lengkap untuk menilai skena (terutama pop) Bandung. Saya sendiri enggan terhanyut pada penilaian bagus ini, karena sedari awal: Saya hanya hendak mencatat, mengumpulkan kesan atas skena yang saya suka (dan berulang kali saya sebut) saya percaya. Tak heran kalau buku 400 halaman yang diterbitkan oleh EA Books itu terasa personal.